CARA STASIUN RADIO (PRAMBORS) MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI DAN MENJALIN HUBUNGAN BAIK DENGAN MEDIA LAINNYA


Jakarta, 25 April 2018 Pada mulanya Prambors merupakan siaran radio yang dirintis sekelompok anak muda yang berasal dari satu lokasi yang berdekatan di Jakarta Pusat yaitu Jalan Prambanan, Jalan Mendut, Jalan Borobudur, dan Sekitarnya,  yang hanya dapat didengear di Jakarta dan sekitarnya. Beberapa anggota Prambors seperti Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta Tri Tunggal merasa perlu mendukung Prambors dengan mendirikan sebuah pemancar radio. Mereka merakit transmitter sederhana dan segala macam alat pendukungnya di rumah Bambang Wahyudi. Pada waktu itu turn table dipakai oleh mereka untuk memutar lagu dari piringan hitam.
Pada tahun 1970, melalui PP No. 55 tahun 1970, pemerintah Indonesia mengeluarkan aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya diubah menjadi PT Radio Prambors Broadcasting Service. Pada era 1980-an, akta tersebut diubah menjadi PT Radio Prambors. Perlahan-lahan, Prambors memiliki komunitas pendengar yang didominasi anak muda. Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors semakin mantap di jalur anak muda. Produk Prambors makin 
beragam, mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses.

Di era 1980-an, Prambors mulai berbenah karena di era ini persaingan dengan stasiun radio lain mulai terasa. Salah satu usaha mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui permainan. Kuis yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang cukup sensasional pada masa itu, misalnya mobil. Selain kuis, di era 1990-an mulai muncul acara-acara baru, seperti Catatan si BoyDiary, juga acara off air seperti Tenda MangkalPrambors Nite. Komunitas pendengar Prambors makin besar, terutama didukung oleh pembenahan kualitas audionya dengan pindah dari jalur AM 666 KHz ke jalur FM 102,3 pada tahun 1997. Karena adanya penataan ulang seluhur frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, per 1 Agustus 2004 frekuensi Prambors diubah dari FM 102,3 menjadi 102,2. Hingga saat ini, Prambors sudah hadir di 8 kota yang tersebar dibeberapa titik di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semrang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makasar. Kaula Muda menjadi sapaan untuk pendengar Prambors pada umumnya.


Berawal dari sebuah stasin radio yang bisa dibilang kecil-kecilan prambors sukses mengembangkan sayapnya dan bertahan hingga saat ini, bertahannya Radio Prambors hingga saat ini karena adanya orang-orang kreatif yang menjalankan Stasiun Radio tersebut, salah satunya yang penting adalah peran PR distasiun radio tersebut, bagaimana seorang public relations mempertahankan eksistensi stasiun radio tersebut dan tetap menjaga hubungan baik dengan media lainnya dan bagaimana cara stasiun radio tersebut tetap eksis sampai saat ini. Stasiun Prambors sendiri terletak pada Jl. Adityawarman No. 71, Kebayoran Baru, Jakarta selatan Kali ini saya berkesempatan untuk bertemu dengan seorang PR di stasiun radio tersebut. dalam sesi wawancara yang saya lakukan dengan beliau, ada beberapa cara yang dilakukan Yolanda sebagai PR Officer distasiun radio tersebut yaitu, tetap kepada visi dan misi perusahaan yaitu menetapkan konten-konten yang disukai para anak muda, dan prambors juga mempekerjakaan penyiar-penyiar yang professional agar prambors radio tetap disukai para anak muda. Cara menentukan konten dan list-list lagu yang akan diputar di stasiun radio tersebut dengan cara survey, pihak prambors radio selalu melakukan survey mengenai apa saja yang sendang sangat dibicarakan khususnya dikalangan anak muda. Prambors Radio juga menjalin hubungan baik dengan para media lainnya, hal tersebut dilakukan agar reputasi dan citra prambors radio selalu baik, dalam menjaga reputasi dan eksistensi radio prambors Yolanda sebagai PR di stasiun radio tersebut sering melakukan kegiatan CSR dan menjadi sponsor di acara-acara kampus hampir diseluhur Indonesia. “Menurut saya itu adalah cara yang paling efisien untuk memperkokoh reputasi perusahaan dimata masyarakat” Tutur Yolanda.

Nur Putri (1617504437)

Mahasiswa Public Relations UBL

Komentar

Postingan Populer